Dr. Barna Páll-Gergely/Nikolett Szpisjak. |
Cina tak hanya memiliki populasi manusia terbesar tetapi
juga siput tanah berukuran kecil. Peneliti di Provinsi Guangxi menemukan
spesies baru dari siput tanah yang panjang cangkangnya hanya 0,86 mm. Menurut The Guardian, siput ini sangat kecil dan
dibutuhkan 10 siput untuk pas diletakkan di mata jarum.
Peneliti yang terlibat dalam penemuan tersebut antara lain Barna Páll-Gergely dan Takahiro Asami dari Shinshu University, Adrienne Jochum dari University and Natural History Museum of Bern, dan András Hunyadi. Mereka menemukan tujuh spesies baru siput berdasarkan paper di jurnal Zookeys.
Spesies siput yang bernama angustopila dominikae ini ditemukan pada sampel tanah di dasar tebing kapur di Guangxi. Penjelasan mengenai cara hidup siput belum diketahui. Adrienne mengatakan bahwa berdasarkan pemahaman mengenai siput yang hidup di gua, siput kecil ini sepertinya mendapatkan makanan dari mikroorganisme seperti bakteri dan filament jamur.
Adrienne juga berhipotesis bahwa bentuk cangkang yang bundar dari spesies baru tersebut memungkinkan siput untuk mengganjalkan dirinya dalam retakan kecil bebatuan atau mengapung di air jika perlu.
Adrienne Jochum |
Seperti dikutip dari Huffington
Post, peneliti mengungkapkan bahwa penemuan siput kecil tersebut mempunyai
implikasi yang besar bagi ilmuwan maupun publik.
“Hal ekstrem pada ukuran tubuh organisme tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga mendorong minat mereka untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Kami berharap hasil penemuan memberikan landasan taksonomi untuk penelitian di masa depan berkaitan dengan evolusi kekerdilan pada invertebrata,” ucap Barna.
Meskipun ukurannya kecil, rekor siput terkecil di dunia ternyata dipegang oleh ammonicera minortalis, jenis siput laut berukuran 0,32 mm hingga 0,46 mm. Sebaliknya, yang menjadi siput tanah terbesar adalah African giant snail dengan ukuran 15,5 inci atau 39,4 cm.
Komentar
Posting Komentar