Langsung ke konten utama

9 Tanda ‘People Pleaser’

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti ada seseorang dengan karakter yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. Orang-orang itu disebut dengan people pleaser.

Penelitian di tahun 2012 menemukan bahwa people pleaser selalu mendahulukan kenyamanan teman mereka dibanding kenyamanannya sendiri.

“Seringkali, people pleaser takut terhadap konfrontasi dan hanya akan setuju atau mengatakan iya untuk menghindari argumen yang membuat tidak nyaman,” ucap Susan Newman, psikolog sosial seperti dikutip dari The Huffington Post.

Berikut beberapa tanda dari people pleaser:


Model: https://instagram.com/yunisriharyani/

1. Mengatakan ‘tidak’ pada orang lain bisa menyakiti diri secara fisik
Akibatnya, Anda biasanya akan menjadi seseorang yang mengambil kerja ekstra atau lembur pada hari Jumat ketika Anda sebenarnya ingin tetap di rumah. Mengapa? Karena mengecewakan seseorang adalah kelemahan people pleaser.

2. Anda mempunyai kebiasaan mengatakan maaf
Terlambat membalas pesan? Anda minta maaf. Tak sengaja menghalangi jalan orang? Anda minta maaf.

3. Konflik terlihat menakutkan bagi Anda
People pleaser berusaha untuk menghindari argumen. Padahal menghindari konflik dapat menjadi masalah besar.

“Cobalah melihat konflik sebagai peluang untuk menyelesaikan isu,” saran Susan Krauss Whitbourne, professor psikologi dan ilmu otak di University of Massachusetts, Amherst. Dalam blog Psychology Today, Susan menjelaskan mengapa kita membutuhkan interaksi argument tersebut. Jawabannya adalah resolusi.

4. Cenderung menjelaskan diri secara berlebihan
Saat kondisi di mana Anda tidak dapat melakukan sesuatu, Anda cenderung berusaha menjelaskan mengapa. Tetapi, tidak ada alasan untuk merasa bersalah. Anda harus menanamkan dalam pikiran bahwa Anda bisa melakukan apapun, tetapi tidak semua hal dapat Anda selesaikan.

5. Cenderung menerima undangan atau ajakan orang lain
Saat diajak ke suatu acara, nonton film, atau ke tempat apapun, Anda cenderung mengikut dan menerima ajakan tersebut.

6. Anda bekerja keras untuk membuktikan diri sendiri
Hal ini berlaku pada pekerjaan dan hubungan personal. Sama halnya dengan orang yang sangat sensitif, people pleaser agak enggan untuk dikritik dan berkembang pada feedback positif. Hal ini mendorong Anda untuk bekerja lebih keras untuk memastikan pekerjaan bisa memuaskan atasan ataupun pasangan.

7. Anda tidak menentukan tempat makan malam
Keputusan adalah hal yang ‘mengerikan’ bagi people pleaser. Hal yang membuat Anda bahagia adalah makan bersama teman-teman yang baik, tak peduli apakah di restauran Korea atau di warung makan sederhana.

8. Anda jarang bertanya
Ada dua jenis orang saat rapat. Seseorang yang bersemangat menaikkan tangan saat sesi tanya jawab dan seseorang yang diam. People pleaser tidak suka menyebutkan ‘masalah’ mereka, tetapi fokus untuk menyelesaikan isu orang lain terlebih dahulu.

9. Diam-diam, Anda senang menjadi tempat ‘bergantung’ orang lain
Hal ini membuat Anda merasa senang untuk membantu rekan kerja, keluarga, dan teman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa “membantu orang lain dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan seseorang.”

Sumber:  http://www.huffingtonpost.com/entry/things-people-pleasers-want-you-to-know_55e7543de4b0aec9f355b987?utm_hp_ref=healthy-living

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hiii…! Burger Hitam Ini Hasilkan Kotoran Berwarna Hijau

The A.1 Halloween burger has some spooky digestive side effects.  (Burger King) Jika Halloween burger hitam dari Burger King tidak cukup aneh untuk dilihat, hal selanjutnya yang terjadi bisa memberikanmu ketakutan yang nyata. Sandwich terbaru yang debut pada 28 September ini dilaporkan mengubah kotoran seseorang menjadi berwarna hijau terang. Pengguna twitter telah men-tweet pengalaman mereka. Setidaknya, satu pengguna Twitter bersemangat tentang prospek memiliki kotoran berwarna hijau: Menurut keterangan di website Burger King, roti Whopper berwarna gelap dengan bantuan saus steak terkenal serta pewarna makanan seperti D&C Red #40, Molasses Powder, dan FD&C Blue #1. “Kebanyakan pewarna sintesis seperti D&C Red $40 dan FD&C Blue #1 umumnya tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga keluar bersama tinja,” ucap dr. Robert Glatter, dokter perawatan darurat di Lenox Hill Hospital di New York, seperti dikutip dari Fox News . Robert mengatakan bahwa pec...

Komik Ini Gambarkan ‘Pergulatan’ Antara Hati dan Kepala

Apakah kita berlebihan dalam menganalisis atau mengikhlaskannya? Ataukah kita memilih untuk berolahraga atau membiarkan kemalasan menang? Kita pasti sering mengalami kegalauan dalam kehidupan sehari-hari. Ada pertentangan dalam diri untuk melakukan sesuatu berlandaskan pada hati atau kepala. Peneliti bahkan menyatakan bahwa keputusan dan tingkah laku sehari-hari dipengaruhi oleh emosi atau logika. Untungnya, Nick Seluk artis di balik ‘The Awkward Yeti’ mampu menggambarkan pertentangan antara hati yang penuh emosi dan otak yang selalu realistis. Berikut beberapa komiknya: Sumber:  http://www.huffingtonpost.com/entry/17-comics-that-show-the-struggle-we-have-with-logic-and-emotions_55e73cc2e4b0b7a9633b4f6c?407zm2t9&utm_hp_ref=healthy-living

Begini Perasaan Cemas dan Depresi Digambarkan dalam Bentuk Komik

Rasa cemas dan depresi adalah masalah kesehatan mental yang kompleks dan susah untuk dijelaskan, tetapi komik ini dapat menggambarkannya. Setelah mendengar cerita pribadi Sarah Flanigan, wanita muda dengan rasa cemas dan depresi, seniman Nick Seluk menggambarkan pengalaman Sarah dalam bentuk ilustrasi. Komik yang dipublikasikan di “Medical Tales Retold” series on Tapastic ini merepresentasikan ketidakpastian dan emosi yang merupakan gangguan mental. Pengalaman Sarah adalah realitas dari jutaan orang dewasa di Amerika yang mengalami gangguan kesehatan mental. Anda tidak hanya dapat ‘menenangkan diri’ ketika mengalami kecemasan atau ‘mengubah sikap’ ketika depresi. Namun, banyak orang masih belum memahami cara ‘penyakit’ mental tersebut terjadi, yang bisa menyebabkan rasa bersalah, malu, dan isolasi diri. Ilustrasi Nick berikut dapat menunjukkan perasaan sesungguhnya saat menghadapi masalah kesehatan mental. Sumber:  http://www.h...