Peneliti Australia Sulap Ampas Kopi Jadi Material Bangunan Berkelanjutan

Setiap pagi, jutaan orang di seluruh dunia memulai harinya dengan secangkir kopi. Tapi siapa sangka, sisa dari kebiasaan pagi yang sederhana itu—ampas kopi—bisa menjadi bahan bangunan masa depan yang lebih hijau dan hemat energi?

Itulah yang dilakukan sekelompok peneliti dari Swinburne University of Technology, Australia. Dalam sebuah terobosan inovatif, mereka berhasil menciptakan batu bata dari ampas kopi yang tak hanya kuat dan tahan lama, tetapi juga jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bata konvensional. Proyek ini bahkan sudah memasuki tahap nyata, melalui kerja sama lisensi dengan perusahaan Green Brick.

Limbah yang Bernilai

Fakta menarik: dunia mengonsumsi lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi setiap hari. Dari jumlah itu, dihasilkan lebih dari 9 juta ton ampas kopi setiap tahunnya—sebagian besar langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah. Peneliti melihat potensi besar dari limbah ini, bukan sebagai sampah, melainkan sebagai sumber daya baru.

Dengan menggandeng toko-toko kopi lokal, tim peneliti mengumpulkan ampas kopi segar, kemudian mencampurnya dengan tanah liat dan bahan aktivator alkali. Hasilnya, terciptalah batu bata yang tak hanya solid secara fisik, tapi juga tahan uji dalam aspek keberlanjutan.

Hemat Energi, Rendah Emisi

Yang membuat batu bata ampas kopi ini istimewa bukan hanya bahannya, tetapi juga proses produksinya. Jika bata tradisional harus dibakar pada suhu lebih dari 900°C, bata kopi hanya membutuhkan 200°C. Artinya, energi yang digunakan turun hingga 80 persen, begitu pula emisi karbon yang dihasilkan.

“Produk ini bukan hanya lebih cepat dan murah dibuat, tapi juga mampu memangkas emisi CO₂ per unit secara signifikan,” jelas Dr. Long Shi Wong, peneliti utama proyek tersebut. Uji laboratorium juga menunjukkan bahwa kekuatan batu bata ini dua kali lipat dari standar minimum Australia, membuatnya cocok digunakan dalam proyek-proyek konstruksi sungguhan.

Kopi, Konstruksi, dan Masa Depan

Pada bulan Juni lalu, langkah konkret diambil. Swinburne menandatangani perjanjian lisensi dengan Green Brick, perusahaan Australia yang kini siap membawa batu bata kopi ini ke pasar konstruksi. Pendiri Green Brick, Philip Ng, menyatakan bahwa dunia konstruksi sedang memasuki babak baru.

"Selama ini, material hanya dinilai dari segi biaya. Tapi kini, kita mulai mempertimbangkan jejak karbon, transparansi, dan sirkularitas sebagai ukuran keberlanjutan," ujar Philip.

Australia bukan satu-satunya yang bereksperimen dengan material alternatif. Di Inggris, peneliti tengah mengembangkan "sugarcrete", biobata dari limbah tebu. Di belahan dunia lain, inovasi serupa terus bermunculan, menandakan tren global menuju material bangunan berbasis organik dan daur ulang.

Dari Minum Kopi ke Membangun Dunia

Batu bata dari ampas kopi adalah contoh sempurna bagaimana kebiasaan harian bisa menjadi solusi bagi tantangan besar: limbah dan polusi konstruksi. Di balik setiap tegukan kopi, kini tersimpan potensi untuk membangun dunia yang lebih bersih, lebih hemat energi, dan tentu saja, lebih berkelanjutan.


Sumber: https://www.foxnews.com/tech/bricks-made-from-recycled-coffee-grounds-reduce-emissions-costs

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kopi Jamur: Minuman Unik yang Bikin Lebih Sehat dan Fokus

Menatap Keindahan Alam Bisa Kurangi Rasa Sakit? Studi Ini Mengungkap Faktanya!

Menyusuri Jejak Jane Austen di Derbyshire: Destinasi Wajib Buat Pecinta Romansa Klasik